Kamis, 03 Maret 2016

Pacaran Secara Islami? What's It?


PACARAN, apa yang kamu ketahui tentang kata itu? Pasti, kamu akan menjawab seperti ini :

" Ito loh, hubungan cinta kasih antara dua insan manusia untuk mencari kecocokan mereka sebelum menuju ke pernikahan "

Atau kalo yang emang gak tau sama sekali, akan menjawab seperti ini :

" Pacaran? Wah, jenis makanan apa itu? "

Dan, setelah kamu menjawab seperti itu, kamu akan dicap sebagai orang yang enggak gaul dan kurang update ! Kamu juga bisa sampai dikucilkan oleh orang-orang dan dikeluarkan dari desamu ! #playsoundhororplease

Banyak orang yang menjalin hubungan pacaran, bahkan seorang muslim sekalipun. Ketika mereka ditanya perihal bagaimana cara mereka berpacaran padahal dalam islam tidak diperbolehkan, sebagian dari mereka ada yang menjawab gini, " Kita pacarannya secara islami kok ". Aku sontak bengong, berusaha mencerna jawaban mereka itu. 

Pacaran secara islami? Gimana caranya tuh? Bayangin aja, dalam islam, memandangi lawan jenis yang bukan muhrim aja enggak boleh, pegangan tangan enggak boleh, berduaan enggak boleh, terus mereka mau pacaran kayak gimana? Sudahlah jujur saja, kalian memang pacaran, jangan memakai istilah 'pacaran secara islami' segala, enggak masuk akal toh.


Bukan cuma kasus 'pacaran secara islami' saja, tapi ada juga kasus pacaran dengan panggilan sayangnya berupa 'Ayah-Bunda' atau 'Mama-Papa'. Itu terlalu berlebihan menurutku. Enggak sedikit orang pacaran yang memakai nama panggilan seperti itu, seolah-olah mereka sudah menjalin hubungan berkeluarga dan menjadi sepasang suami istri yang resmi. 


Aku gambarkan, adegan pacaran dengan panggilan sayangnya berupa 'Ayah-Bunda', seperti ini :

Cowok : Bunda udah makan?

Cewek : Nih Bunda lagi makan, sama mantan Bunda

Cowok : Loh, kok sama mantan?

Cewek : Iya, mantan Bunda mah ngajakin makan, enggak  kayak Ayah yang cuma bisa nanyain 'udah makan apa belom?' doang

Cowok : Kok Bunda jahat sama Ayah? Ayah kan cuma mau perhatian aja sama Bunda. Walau Ayah gak pernah ngajakin Bunda makan, tapi Ayah peduli sama Bunda. Ayah gak mau kehilangan Bunda, Ayah gak mau Bunda mati karena kelaperan belom makan.

Cewek : Oouuuu... Ayah so sweet. Maafin Bunda ya Ayah. Tadi Bunda tuh ketemu mantan Bunda di Pasar Senen, terus dia ngajakin Bunda makan diruko pingir jalan. Ya udah, Bunda nyanggupin aja, karena Bunda juga lagi laper.

Cowok : Iya, dimaafin. Lain kali, jangan bilang begitu lagi ya? Jangan banding-bandingin Ayah sama mantan Bunda.

Cewek : Iya. Bunda sayang Ayah..

Cowok : Ayah juga sayang Bunda..

Astaghfirullahal'adziim.. serasa kiamat sudah dekat !

Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda yang artinya " Cintailah orang yang kamu cintai sewajarnya, boleh jadi pada suatu hari kelak ia akan menjadi orang yang engkau benci. Dan, bencilah orang yang kamu benci sewajarnya, boleh jadi pada suatu hari kelak ia akan menjadi orang yang engkau cintai. " (HR. At-Tirmidzi)

Pacaran dengan panggilan sayangnya berupa 'Ayah-Bunda' sudah termasuk berlebihan. Bukankah panggilan 'Ayah-Bunda' hanya diperuntukkan kepada mereka yang telah berrumah tangga dan menjadi sepasang suami istri? Lalu, bagaimana hukumnya menyebut panggilan sayang berupa 'Ayah-Bunda' diluar ikatan berkeluarga? 

Ketahuilah, Allah dan Nabi tidak menyukai segala sesuatu hal yang berlebihan. Termasuk juga dengan cinta. Kita boleh mencintai seseorang, namun dengan hal yang wajar. Bisa saja, ketika kita mencintai seseorang secara berlebihan, kelak kita malah akan membenci seseorang tersebut. Dan Nabi telah bersabda mengenai hal itu.

"Sesungguhnya, cinta yang berlebihan hanya diperuntukkan kepada Allah SWT"

In the end, tidak ada yang lebih baik dari istilah 'pacaran secara islami' dan pacaran dengan sebutan sayang berupa 'Ayah-Bunda', selain pacaran setelah menikah.



Daftar Pustaka : 
-http://semestawanita.blogspot.co.id/2012/01/mencintai-sewajarnya.html
-https://www.wattpad.com/76823044-pengertian-dan-manfaat-pacaran

PERTANYAAN BERNILAI :-)

" Apakah kita harus bersikaf ridho ketika disakiti oleh orang lain? " Pertanyaan sederhana yang bernilai itu menjadi daya tarikk...