Senin, 16 November 2015

PERTANYAAN BERNILAI :-)

" Apakah kita harus bersikaf ridho ketika disakiti oleh orang lain? "

Pertanyaan sederhana yang bernilai itu menjadi daya tarikku ketika pembahasan sikaf ridho dan sabar dalam mata pelajaran aqidah tadi. Kelompok kami baru saja mempresentasikan tentang perilaku terpuji yang salah satunya adalah ridho. Dan setelah presentasi selesai, barulah sesi tanya jawab dimulai, dan pertanyaan itu muncul dari salah satu teman kami.

Entahlah dia sedang merasakan hal itu atau tidak. Yang jelas, jawaban yang diberikan dari kelompok kami adalah " Iya. Dan sikaf yang harus ada dalam diri kita ketika disakiti oleh orang lain adalah sabar dan intropeksi diri "

Tapi, yang jadi pertanyaan lagi adalah " Apakah sabar dan ridho itu sama? Atau beda? "

Penjelasan lebih detail, kami serahkan kepada guru aqidah kami.

Dan ternyata, Beliau menjelaskan bahwa kita boleh tidak ridho atau rela ketika disakiti oleh orang lain. Karena kita memiliki hak untuk menjaga kehormatan dan harga diri kita, menjaga nama baik kita, menjaga negara kita. Dan, dalam islam pun kita diperintahkan untuk membela yang benar, menyerang ketika agama kita direndahkan, dilecehkan. Tapi bukan penyerangan yang negatif. Sepertinya halnya ketika perang pada zaman Rasulullah. Ketika kamu muslimin hendak melaksanakan perang, mereka tidak pernah melakukan penyerangan tersebut terlebih dahulu.

Intinya, kita punya hak untuk menjaga kehormatan kita ketika disakiti oleh orang lain. Kalau soal sikaf sabar dan intropeksi diri, memang benar. Ketika kita disakiti oleh orang lain, kita harus sabar, dan senantiasa intropeksi diri. Tanyakan kepada diri kita " Apa yang membuat dia membenci saya? Apa yang membuat dia menyakiti saya? Apakah karena saya sombong? Apakah karena saya telah melakukan sikaf yang tercela? "

Dengan begitu, kita tidak akan memiliki sikaf balas dendam untuk membalas menyakiti seseorang yang telah menyakiti kita. A'udzubillah. Dan dengan kita senantiasa dan bisa intropeksi diri, peristiwa tersebut pun bisa kita jadikan sebuah hikmah. Bermanfaat bukan bagi kita? Karena disakiti tidak selamanya selalu sakit.

" Jika ada seseorang yang membencimu, maka kamu telah sukses "

Ingat kan dengan kamut itu?

Pada dasarnya, ketika kita disakiti oleh orang lain, itu adalah ujian sekaligus pahala yang Allah berikan kepada kita. Ujian apakah kita akan mampu bersikaf sabar dalam menyikapi permasalahan tersebut? Jika kita mampu bersikaf sabar, tentu Allah pun akan memberikan pahala-Nya untuk kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERTANYAAN BERNILAI :-)

" Apakah kita harus bersikaf ridho ketika disakiti oleh orang lain? " Pertanyaan sederhana yang bernilai itu menjadi daya tarikk...